Menghitung harga pokok penjualan (HPP) adalah bagian penting dalam bisnis. Bukan hanya untuk bisnis besar, namun juga bagi UMKM bahkan pada skala paling mikro.
HPP akan membawa pengaruh besar terhadap penentuan laba yang diperoleh dalam bisnis.
Jadi bagaimana cara menghitung HPP?
Kenali unsur HPP
HPP memiliki tiga unsur utama, yaitu pembelian bersih, persediaan awal dan persediaan akhir. Jika ditulis dalam rumus adalah sebagai berikut.
HPP = Pembelian bersih + Persediaan awal – Persediaaan akhir
Maksud dari masing-masing komponen tersebut, dijelaskan lebih lanjut di bawah ini.
Pembelian bersih
Pembelian bersih adalah semua aktivitas pembelian yang dilakukan dalam rangka memproduksi atau menambah persediaan barang.
Pembelian bersih ini terdiri dari komponen: pembelian kotor, retur dan potongan pembelian, serta beban angkut pembelian. Jika dituliskan dalam rumus maka akan tampak sebagai berikut.
Pembelian bersih = Jumlah seluruh pembelian + beban angkut pembelian – retur dan potongan pembelian.
Persediaan awal
Persediaan awal adalah persediaan barang dagangan pada awal periode akuntansi. Umumnya awal bulan atau awal tahun. Jika ingin lebih mendetail bisa per awal minggu. Tidak ada rumus khusus untuk menghitungnya, cukup melihat pada catatan persediaan pada awal periode.
Persediaan akhir
Persediaan akhir sebagaimana persediaan awal, diperoleh dari catatan. Untuk bagian ini, diperoleh pada akhir periode.
Biasanya pada akhir periode tentu dilakukan penghitungan persediaan. Dasar penghitungan tersebut, dijadikan persediaan akhir.
Kapan menghitung HPP
HPP dihitung pada akhir periode akuntansi. Biasanya tahunan, tapi bisa juga bulanan, atau mingguan. Biasanya dilakukan penghitungan harian.
Namun untuk keperluan pembuatan laporan keuangan, maka penghitungan HPP dilakukan tiap akhir periode saja.
Kemudian laporan HPP ini akan menjadi bagian dari laporan laba/rugi.
Contoh penghitungan HPP
Berikut adalah sebuah contoh sederhana untuk penghitungan HPP.
Sebuah restoran menghitung persediaan awal bulan adalah senilai Rp 5.000.000. Kemudian selama satu bulan melakukan pembelian sejumlah Rp 6.000.000. Untuk pembelian tersebut ada beban angkut senilai Rp 500.000. Tidak ada potongan harga atau retur. Pada akhir bulan, dilakukan penghitungn persediaan, dan bahan yang masih ada senilai Rp 4.000.000.
Berdasarkan kasus tersebut maka penghitungan HPP nya adalah seperti di bawah ini.
Pembelian bersih = 6.000.000 + 500.000 = 6.500.000
HPP = 6.500.000 + 5.000.000 – 4.000.000 = 7.500.000
Maka HPP restoran tersebut pada akhir bulan adalah senilai Rp 7.500.000
Mudah bukan untuk menghitung HPP. Apalagi saat ini makin banyak software akuntansi yang dapat diakses setiap saat.
Sehingga tidak ada lagi alasan untuk kesulitan menghitung HPP atau mempersiapkan laporan keuangan.
Penasaran ada software akuntansi apa saja? Silahkan tinggalkan jejak di kolom komentar.